24Mar, 2011

Jateng Terima Hibah Sambungan Air Bersih

HibahAirMinum220311-2ANTARA – Sebanyak tujuh kabupaten dan kota di Jawa Tengah, menerima bantuan dana hibah berupa air bersih dan sanitasi dari Pemerintah Australia melalui lembaga donor (Australian Agency For International Development, AusAID). “Dana hibah air bersih dan sanitasi senilai 25 juta dolar Australia tersebut untuk Kabupaten Klaten, Boyolali, Wonogiri, Pekalongan, Wonosobo, Cilacap, dan Kota Surakarta,” kata Bupati Klaten, Sunarna, di sela sela penyerahan dan peresmian bantuan di Desa Sajen, Trucuk, Klaten, di Klaten, Selasa.  Menurut Bupati, khusus Jateng, bantuan tersebut disalurkan dengan bantuan hibah saluran air minum dan pembuangan limbah atau sanitasi. Hibah air minum diterima enam kabupaten dan sanitasi diterima oleh Kota Surakarta.

Bantuan Pemerintah Australia tersebut sangat membantu untuk meningkatkan kesehatan dan kejahteraan masyarakat melalui ketersediaan air bersih. Terutama bagi masyarakat di daerah yang kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Bupati mengatakan, masyarakat di beberapa wilayah yang sering mengalami permasalahan dengan ketersediaan air bersih, dalam waktu tidak lama akan dapat teratasi. Hal tersebut, kata Bupati, menyusul adanya bantuan pembiayaan dari Pemerintah Australia yang diperuntukan bagi proyek instalasi atau penyambungan air bersih khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Klaten.

Pada kesempatan tersebut, Bupati Sunarna, yang juga mewakili pemerintah, khususnya di Provinsi Jateng menyatakan, bahwa keseriusan Australia dalam memberikan dana hibah sangat terlihat. Hal tersebut, lanjut Bupati, dibuktikan dengan pemasangan sambungan air minum sebanyak 12.000 rumah MBR di enam kabupaten dan 800 saluran pembuangan air limbah bagi masyarakat di Kota Surakarta. “Kami sangat mendukung program Pemerintah Australia, yang telah membantu dalam meberikan pelayanan sambungan aur bersih di enam kabupaten dan sanitasi di Kota Surakarta,” kata Bupati.

Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Klaten, Ambar Muryati, mengatakan, pihaknya pada awalnya menargetkan 3.000 sambungan air minum hingga 2011. Namun, sambungan air minum yang sudah terpasang dan sudah dinikmati MBR hingga Februari 2011 sebanyak 2.172 sambungan rumah. “Program ini, bersifat ‘Output Based Grant’, artinya kita harus membangun dahulu sejumlah target sambungan dengan sumber dana sendiri. Hasilnya diverifikasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum, baru dana hibah diberikan melalui Kementerian Keuangan,” kata Ambar. Ia menjelaskan, yang digolongan sebagai MBR adalah mereka yang memiliki tipe rumah kurang dari 60 meter persegi dan listrik tidak lebih 900 watt. Biaya pemasangan sambungan bagi mereka hanya Rp85 ribu atau 40 persen lebih murah dari harga normal. Selain itu, MBR mendapatkan keringanan harga sambungan, juga cukup membayar uang muka Rp50 ribu dan sisanya dibayar dengan cara diansur selama tiga tahun (Rp25 ribu per bulan).

Program hibah air minum dan sanitasi tersebut didanai Pemerintah Australia melalui AusAID dan diimplementasikan oleh Prakarsa Insfrastruktur Indonesia (IndII). Sementara acara penyerahan dan peresmian dana hibah air minum dan sanitasi diserahkan oleh Direktur Bidang Infrastruktur AusAID, Benyamin Power, kepada Direktur PDAM di tujuh kabupaten dan kota di Jateng dan disaksikan Bupati Klaten Sunarna, Sekretaris Dirjen Cipta Karya, Kementerian PU, Susmono.

Berita ditulis oleh Bambang Dwi Marwoto / M Hari Atmoko (ANTARA)

Sumber berita: http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=41494

Sumber foto: http://www.antarafoto.com/bisnis/v1300769712/hibah-air-minum

Tentang IndII

Indonesia Infrastructure Initiative (Indll) merupakan sebuah bentuk fasilitasi AusAID dari pemerintah Australia yang bertujuan untuk memajukan pertumbuhan ekonomi dengan bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kebijakan infrastruktur, perencanaan, dan investasi. Indll, bekerja dibawah naungan Australia Indonesia Partnership (Kemitraan Australia Indonesia) dan didukung sepenuhnya baik oleh Pemerintah Australia maupun Pemerintah Indonesia. Secara strategis, IndII dikelola oleh Facility Advisory Board, yang terdiri perwakilan senior dari Bappenas, badan-badan pemerintahan terkait, dan tentunya juga AusAID.

Leave a Reply

%d bloggers like this: