18Feb, 2014

Seperti Halnya Mencari Jodoh, Pencari Kerja dan Perekrut Sama-sama Menginginkan yang Terbaik

 

LinkedIn_LogoMencari pasangan hidup merupakan proses yang membutuhkan perjuangan. Berbagai penolakan, masalah, hingga kegagalan harus dihadapi seseorang untuk mendapatkan pasangan terbaik. Proses seperti ini juga dilalui dalam konteks pekerjaan. Seperti halnya mencari pasangan, terdapat dua belah pihak yang sama-sama mencari. Kedua belah pihak yang dimaksud adalah para pencari kerja dan perekrut.

Mereka memiliki sebuah keinginan yang sama yaitu mendapatkan yang terbaik. Bagi para pencari kerja, mereka tentu mengharapkan untuk mendapatkan tempat kerja yang terbaik bagi dirinya, sedangkan disisi lain, perekrut mencari kandidat terbaik untuk mengisi suatu posisi di perusahaan.

Dalam usaha untuk membantu perjodohan tersebut, LinkedIn menggali informasi-informasi seputar hal-hal yang dapat menciptakan ketertatikan antara satu dengan lainnya baik dilihat dari sudut pandang para perekrut maupun pencari kerja. Berikut ini adalah informasi-informasi seperti yang dilansir dari blog LinkedIn.

mengetahui tentang apa yang dapat membuat perekrut tertarik pada seorang kandidat, kami bertanya kepada para perekrut dari salah satu website rekrutmen yaitu Recruitingblogs.com. Jawaban-jawaban mereka antara lain:

Talent_Trends_Survey_2014400pxSiap dalam menjalani hubungan.

Nick Lagos, Founder dan CEO, ProfessionalExec Recruiters, mengatakan “Jangan menunggu hingga Anda membutuhkan pekerjaan, untuk menunjukan bahwa Anda adalah seorang ‘high performer’”. Eric Foutch, Digital Media Manager, Red Branch Media, mengatakan, “Perekrut menghabiskan banyak waktu dalam menjelajah LinkedIn untuk mencari kandidat yang memiliki performa tinggi. Salah satu cara untuk dapat menjadi kandidat tersebut adalah terhubung dengan orang-orang di industri yang sama, menunjukan pengetahuan Anda dengan berbagi informasi yang relevan serta merangsang pemikiran melalui percakapan.”

Lugas dalam berbicara.

“Saya sangat takjub dengan semua saran berupa ‘tips dan trik’ yang diberikan kepada para pencari kerja, walaupun sebenarnya hanya sebuah komunikasi jujur yang diperlukan.” Kata Tom Bolt, CEO, Leute Management Services. “Jika saya mengajukan sebuah pertanyaan, berikan jawaban yang tidak berbelit-belit. Jangan katakan apa yang Anda kira saya ingin dengar dan jangan menyembunyikan informasi apapun yang Anda tahu bahwa saya memerlukan hal itu untuk merepresentasikan Anda. Saya tidak bisa mereferensikan Anda jika saya tidak mempercayai Anda.”

Kerjakan Pekerjaan Rumah (PR) Anda.

“Butuh waktu untuk mempelajari perusahaan tempat kita bekerja” kata Jim Wahl, Talent Acquisition Operations Manager, ReachLocal. “Akan sangat membantu jika seseorang menghubungi saya dan langsung menanyakan posisi yang spesifik daripada orang itu hanya berkata ‘mohon baca resume saya, dan beritahu jika saya cocok untuk mengisi posisi apapun di perusahaan Anda.”

Tunjukan kapabilitas Anda.

“1. Bacalah secara seksama tentang deskripsi pekerjaan yang Anda lamar dan sampaikan alasan-alasan mengapa Anda dapat memenuhi kebutuhan tersebut, tidak hanya melalui komunikasi Anda dengan perekrut tetapi juga sampaikan di dalam CV Anda. 2. Pelajari terlebih dahulu perusahaan yang Anda lamar – jelaskan mengapa Anda tertarik dan apa yang menjadi motivasi Anda dalam melamar, selain itu pelajari juga bisnis yang dijalankan perusahaan dan bagaimana Anda dapat mendukung usaha tersebut. 3. Tunjukan semangat Anda pada kesempatan dan buatlah sebuah usaha yang menunjukan bahwa perkerjaan tersebut bukan hanya sebuah pekerjaan melainkan sebuah pilihan akan karir yang diinginkan,” kata Ed Nathanson, Senior Director of Global Talent Acquisition, Rapid7.

Ceritakanlah kisah Anda.

John Turnberg Senior Technical Recruiter Apple mengatakan, “Sebagai seorang pencari kerja, bayangkan historis pekerjaan Anda layaknya sebuah buku. Seperti sinopsis yang terdapat di bagian belakang sampul buku, surat lamaran, pesan InMail beserta pesan email Anda haruslah menarik agar pembaca tertarik untuk mengetahui isinya lebih lanjut.” Nicole Greenberg Strecker, Managing Director, STA USA, mengatakan, “Sebuah catatan yang menarik dengan disertai sedikit cerita membuat saya ingin menyampaikan informasi tentang Anda, walaupun sebenarnya saya tidak dapat membantu Anda. Setiap hari, banyak perekrut mendapatkan jumlah permintaan untuk terhubung di LinkedIn yang tidak terhitung jumlahnya. Kirimkan sebuah pesan yang lebih personal dan buatlah diri Anda lebih dari sekedar Avatar.”

Hubungi Saya.

“Perekurt menyaring begitu banyak lamaran setiap harinya, tetapi hal yang membuat saya takjub adalah beberapa kandidat sampai menelepon untuk menindaklanjuti dan ‘menjual’ diri  mereka kepada saya,” kata  Matthew Harvey Recruitment dan Talent Director, Harvey Alexander. “Tindaklanjuti aplikasi Anda beberapa hari kemudian dengan menelepon di waktu yang tepat. Anda mungkin akan terkejut dengan responnya.”

Tetapi jangan terlihat seperti putus asa.

“Tunjukanlah bahwa Anda mengetahui perbedaan antara menindaklanjuti secara bertanggung jawab dan menguntit,” kata Crystal Miller, Digital Strategist untuk HR dan recruitment teams, AT&T. “Ya, saya ingin mendengar langsung dari Anda, tetapi tidak setiap hari.”

Dan dari semua hal diatas, percaya dirilah.

“Percaya dirilah!” kata Maren Hogan,Chief Marketing Brain, Red Branch Media. “Membuktikan diri Anda tidak hanya dengan keahlian-keahlian serta apa yang tertulis dalam surat lamaran beserta CV, tetapi juga dengan keahlian Anda dalam menulis email, sebuah panggilan telepon dimana Anda menunjukan etika dalam menelepon dan keyakinan pada diri Anda sendiri. Semua koneksi yang Anda miliki dengan perusahaan HARUSLAH membuktikan bahwa saya mempunyai alasan untuk merekrut Anda.”

Disisi lainnya, kami juga melakukan survei kepada lebih dari 18.000 profesional di 26 negara untuk mengetahui sikap-sikap dari para profesional dan pencari kerja terhadap pencarian pekerjaan, kepuasan kerja, serta evaluasi karir. Survei, yang kami sebut dengan Talent Trends Survey 2014, diungkap dalam infografis terlampir (Talent Trends Survey 2014.jpg).

Dari hasil survei tersebut, kami menemukan beberapa informasi yang sangat menarik. Hanya 27% profesional yang mengatakan bahwa mereka “sangat puas” dengan pekerjaan mereka saat ini. Ditambah lagi, hanya lebih dari setengah kandidat aktif yang mengatakan bahwa mereka puas dengan peran mereka saat ini, sehingga menunjukan bahwa kepuasan tidak menjamin loyalitas. Bagaimanapun juga, hanya 15 persen responden yang mengaku tidak tertarik membahas peluang kerja baru, karena itu masih banyak ‘ikan di laut’.

Para pencari kerja yang berprestasi dan memiliki performa tinggi, tentunya menjadi incaran dari banyak perusahaan. Agar dapat berhasil merekrut kandidat seperti itu, maka berikut adalah tiga hal yang dapat perekrut lakukan untuk memenangkan hatinya:

Tampilkan perusahaan Anda.

Berikan nama yang menarik untuk bakat yang Anda butuhkan. Hal pertama yang menjadi pertimbangan para profesional ketika mengevaluasi sebuah perusahaan tempat dia akan bekerja adalah apakah perusahaan tersebut dapat dikatakan sebagai tempat yang baik untuk bekerja atau tidak.

Tunjukan uang kepada mereka.

Salah satu motivasi tertinggi bagi para kandidat untuk pindah pekerjaan adalah kompensasi dan tunjangan yang sempurna. Hal tersebut dikatakan karena, pentingnya kompensasi memiliki arti yang berbeda-beda dan tergantung kepada siapa Anda bertanya, di mana mereka tinggal dan bahkan di mana posisi dalam kehidupan mereka sendiri. Sebagai contoh, kompensasi keuangan sangat penting untuk millennials atau sering disebut sebagai generasi Y, tetapi jauh lebih tidak penting bagi para profesional yang berusia lebih dari 40.

Jangan lewatkan gambaran yang lebih besar.

Sementara kompensasi tetap dianggap penting, tetapi terdapat lebih banyak cerita. Selain hal tersebut, keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional yang baik, serta tantangan pekerjaan menjadi tiga motivasi tertinggi untuk pindah pekerjaan. Mengenai ketiga hal ini, perlu diperhatikan sebagai catatan bahwa ketiga hal ini memiliki bobot motivasi yang berbeda disetiap negara. Contohnya, motivasi untuk dapat memiliki pengaruh lebih dipertimbangkan oleh para kandidat di Amerika Serikat, Denmark, dan Jerman. Tetapi kandidat di negara India, Cina, dan Brasil lebih tertarik dengan alur karir yang kuat.

 

Tentang Penulis :

Leela Srinivasan, Director of Marketing LinkedIn Talent Solutions, adalah penulis tentang apa yang dapat membuat perekrut tertarik pada seorang kandidat. Untuk mengetahui tulisannya lebih lanjut silahkan kunjungi blog yang ditulisnya. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kunjungi blog milikinya yang berjudul ‘How to “Woo” a Recruiter and Land Your Dream Job’.

Sam Gager, Research Consultant LinkedIn, adalah penulis tentang apa yang dapat membuat pencari kerja tertarik pada perusahaan Anda. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, kunjungi blog milikinya yang berjudul ‘What Prospects Want — The 3 Rules of Attraction’.

Leave a Reply

%d bloggers like this: