24Mar, 2015

Berbagi pengalaman lawan kanker payudara hingga ke Irak

berbagi-pengalaman-lawan-kanker-payudara-hingga-ke-irak

Wawancara Indira Abidin 3

Reporter : Anwar Khumaini | Selasa, 24 Maret 2015 09:10

Merdeka.com – Sebagai wanita yang pernah mengidap kanker payudara, Indira Abidin kerap diundang ke berbagai tempat untuk menceritakan pengalamannya saat menderita penyakit mematikan tersebut. Belum lama ini, wanita berhijab itu terbang ke Irak, memberikan pemahaman kepada para wanita di negeri yang masih konflik itu.

Selama di Irak, dia melihat banyak wanita di sana yang mengalami demotivasi akibat konflik yang berkepanjangan. Penyakit kanker yang mereka derita makin menambah beban hidup.

“Di Irak kan perempuan banyak yang demotivasi, mereka dikejar-kejar, dibunuh-bunuh pada masa Saddam Husein. Mereka suku Kurdis, semacam Yahudi-nya Irak. Ada gedung untuk penyiksaan mereka, termasuk perempuan dan anak-anak,” cerita Indira Abidin dalam wawancara khusus dengan merdeka.com, Selasa, minggu lalu.

Para wanita di Irak banyak juga yang mengalami trauma. Kasus kekerasan sebelumnya belum berakhir, kini malah muncul lagi ISIS, yang makin membikin hidup mereka tidak tenang.

“Mereka trauma, belum selesai mereka trauma ada ISIS, sehingga mereka harus mempertahankan itu,” imbuh wanita yang saat ini menjadi Chief Happines Officer (CHO) di Fortune PR tersebut.

Berikut wawancara lengkap merdeka.com dengan Indira Abidin:

Diundang di Irak untuk bicara tentang kanker payudara?

Kalau yang kemarin itu di Irak saya bicara tentang pengalaman menderita kanker. Di Irak kan perempuan banyak yang demotivasi, mereka dikejar-kejar, dibunuh-bunuh pada masa Saddam Husein. Mereka suku Kurdis, semacam Yahudi-nya Irak. Ada gedung untuk penyiksaan mereka, termasuk perempuan dan anak-anak. mereka trauma, belum selesai mereka trauma ada ISIS, sehingga mereka harus mempertahankan itu.

Saya ke Kurdistan, ibukotanya Sulaimaniyah. Nah di situ mereka berperang untuk menjaga supaya ISIS gak masuk ke Sulaimaniyah. Namanya orang yang perang, orang trauma, banyak yang demotivasi. Saya ada di situ untuk dengan pengalaman kanker saya.

Kanker kan juga cobaan gimana saya mengatasi itu, nah kemudian itu dalam rangka International Woman Day, saya sharing di situ, Indonesia seperti apa, perempuan di sini juga tidak gampang. Dibandingkan di Swedia, perempuan melahirkan dapat jatah 1,5 tahun libur punya anak, libur digaji ya. Belum juga bapaknya, 1,5 tahun juga libur. Tapi kita bisa juga kok, kita tetep jadi ibu, tetap jadi istri dan berkontribusi di masyarakat. Intinya itu semangatnya. Messege saya kemarin jangan tunggu pemerintah untuk sediakan fasilitas, untuk maju, mari kita awali sendiri.

Penyelenggaranya siapa waktu itu?

Dari Apindo, kebetulan yang membawa saya ke sana partnernya Apindo yang tau cerita saya. Tau kiprah saya di Indonesia.

Di sana kan lagi kondisi perang dan tidak aman, kok berani?

Di Sulaimaniyah aman. Perempuannya sudah batesin, magerin diri. Para pemberontak ditahan di Kobani, jadi gak berani masuk Sulaimaniyah.

Respons para wanita di Irak bagaimana, apakah banyak pesertanya?

Saya gak ngitung, banyak. Penyelenggaranya dari Kadin di situ, kerjasama dengan kadin Swedia. Semacam donor agency, untuk membiayai Kadin-Kadin berkembang seperti Indoensia. Di Indonesia tidak kadin, tapi Apindo.

Berapa lama di Irak?

Sebentar, cuma 3 hari saja.

Bagaimana kondisi para wanita di Sulaimaniyah, Irak sana?

Kasihan ya, terasalah perasaan ketakutan itu ada. Makanya mereka kayak.., di Cirebon saja lebih bagus lah.

Kenapa kok membandingkan dengan Cirebon?

Cirebon lagi berkembang kan, meskipun kota kecil tapi giat. Nah ini itu nggak. Ada banyak peserta yang bilang, terimakasih, karena kita (wanita Irak) ini ketakutan, setiap saat bisa diserang. Meski sekarang aman tapi kita harus berjaga-jaga terus. Investasi nggak ada, perkembangan nggak ada. Jadi semua risk, kesejahteraan gak ada. Kapan-kapan bisa diserang terus. Tingkat kesejahteraan ya susah.

Apa yang buat mereka masih bisa bertahan hidup di sana?

Kerja sih ada, ekonomi jalan tapi tidak tumbuh, karena investasi takut dong. Investor takut dong, kalau diserang bagaimana nanti investasi saya. Usaha-usaha yang baru dibuka juga nggak ada. Kan kadang-kadang kita ekspansi kita mau memperbesar, tapi gak ada, tapi ya tetep kan ada perdagangan, restoran buka. Tapi nggak seperti kita di sini lah, kita syukur alhamdulillah.

Perempauan penderita kanker sendiri di sana banyak tidak?

Banyak, tapi saya tidak tahu angkanya, tapi banyak. Saya bicara di di sana di Kadin-nya, jadi perempuan pengusaha, jadi bukan yang di rumah sakit. Saya disuruh ke rumah sakit tapi nggak ada waktu. Saya dimintanya untuk sharing (soal kanker payudara) itu.

 

sumber: http://www.merdeka.com/khas/berbagi-pengalaman-lawan-kanker-payudara-hingga-ke-irak.html

Leave a Reply

%d bloggers like this: