19Aug, 2015

Gen Y: Generasi Home Service?

Gen-Y-Utube-copy-1020×560

Oleh : Wimpi Handoko 

 

Di dalam disiplin praktek psikologi pemasaran modern dari dunia barat, kita kenal pengelompokan generasi masyarakat (baca: konsumen) menjadi:

Generasi “baby boomers” yakni generasi yang lahir antara tahun 1946 (pasca perang dunia II) hingga tahun 1964 dan digambarkan sebagai generasi patuh orang tua, patuh pada aturan, merambat karir mereka sesuai norma yang berlaku di masyarakat (pola hirarki).

  1. Lalu ada Generasi X yang lahir antara tahun 1965 hingga tahun 1981 yang digambarkan sebagai generasi yang melek teknologi, lebih independen dan mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah secara mandiri. Kemudian kita sampai pada generasi Y yang lahir antara tahun 1982 hingga 1994 yang saat lahir sudah langsung disuguhkan dengan dunia digital. Lahir dari orang tua yang lebih progresif, mereka diberi kebebasan untuk meraih keberhasilan secara mandiri. Modal utama mereka adalah pemahaman manfaat teknologi digital yang memberi kemampuan mereka untuk multi-tasking serta keinginan meraih keberhasilan finansial dan kepuasan batin secera cepat.

Ada yang mengatakan bahwa generasi Y adalah generasi “home service”. Betulkah demikian?

Coba kita simak perkembangan pola pemasaran berikut ini:

Adalah KFC pada awal 80-an yang pertama kali memperkenalkan delivery service dari restoran mereka. Kini setiap restoran fast-food ternama menyediakan layanan tersebut.

Di Indonesia, layanan “home shopping” pertama kali di tawarkan awal tahun 2000-an.

Shopping on-line mulai marak memasuki awal tahun 2000-an disusul oleh layanan bengkel di rumah, catering rumah.

Pesan tiket, hotel, sewa mobil, bahkan pesan sepatu rilis teranyar dari Nike semua bisa on-line dari rumah atau dimana ada koneksi internet.

Lalu datanglah Uber Taxi, Go-Jek…dan lainnya menyusul?

Studi yang dilakukan oleh para psikolog dan beberapa universitas menyatakan bahwa kemungkinan besar para gen.Y ini adalah generasi buah hasil dari meningkatnya taraf kehidupan keluarga mereka (terutama keluarga menengah-atas) yang mampu memberikan kemudahan bagi anak-anak mereka dan cenderung memanjakkannya.

Mulai dari lahir sudah tersedia baby sitter; makan diatur sehingga tidak mengalami apa arti rasa “lapar”, susu formula yang penuh nutrisi dibanding ASI yang penuh alamiah, kehangatan dan kedekatan emosi; makan melalui suapan yang rapi sehingga tidak merasakan ‘susahnya makan’; tali sepatu diikatkan; sekolah ditunggui serta kemudahan lainnya yang semua pada akhirnya mungkin memberikan rasa betapa enaknya semua serba instan; serba cepat dan ada di dekat mereka…

Pro dan kontra muncul atas fenomena ini. Ada pihak ahli pendidikan anak  menyatakan bahwa hadiah yang terpenting dan paling indah dari orang tua kepada anak-anaknya nya adalah sebuah tantangan. Tantangan untuk bisa mengenal, memahami, menghadapi dan mengatasinya sendiri semua yang perlu dihadapi anak sehingga secara naluri pertimbangan anak bisa berkembang. Ada pihak yang beranggapan bahwa adalah manusiawi jika kemajuan ekonomi dan teknologi seharusnya memberikan segala kemudahan bagi generasi berikutnya.

Apapun tanggapan terhadap gejala ini, tidaklah salah bagi para pemasar untuk dengan cepat bisa membaca gejala ini dan menemukan cara untuk menjadikan mereka sebagai sasaran konsumen mereka melalui strategi pemasaran yang tepat mengena dengan perilaku Gen.Y: memanjakan mereka dengan layanan rumah yang serba praktis. Tinggal telepon atau pencet, semua bisa hadir di rumah!

‘Aksesibilitas’ dan ‘instant’ adalah dua kata yang bisa menggambarkan ciri khas  dari Gen.Y ini. Proses mendapatkan sesuatu yang begitu dimungkinkan dengan adanya teknologi aplikasi melalui layanan komunikasi mobile. Memotong segala proses lainnya yang dirasa tidak perlu ada dan hanya membuang waktu (dan mungkin biaya).

Jika sikap dan perilaku ini dibawa terus oleh Gen. Y saat mereka sudah bertambah umur dan sudah menempati posisi strategis baik di pemerintahan maupun di swasta, pola pemerintahan dan pola bisnis pun bisa jadi mengikuti apa yang kita lihat dari perilaku Gen.Y saat ini. Bisakah hal ini diterima oleh semua pihak?

Kita tunggu waktunya para generasi Z yang lahir di awal abad 21 ini untuk bisa menjawabnya nanti

Narasumber: Deassy Marlia Destiani

Sumber Gambar : http://www.generationy.com/wp-content/uploads/2013/03/Gen-Y-Utube-copy-1020×560.jpg

 

 

 

 

Leave a Reply

%d bloggers like this: