16May, 2013

Membangun Minat Investor untuk Pencatatan Perdana (IPO)

Oleh: Triyo Saputra, Indah Soepraba, dan Indira Abidin

investor
Bangkitnya ekonomi Indonesia usai krisis moneter pada tahun 2008 lalu patut diapresiasi sebagai sebuah prestasi besar. Setelah jatuh terpukul oleh kondisi ekonomi yang karut-marut, Indonesia tidak hanya berhasil ‘bangkit’, tetapi juga tampil sebagai salah satu primadona investasi dunia!

 

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahan yang melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO (Initial Public Offering) kepada publik baik lokal maupun asing. Tujuannya tidak semata-mata seperti yang tertuang dalam prospektus, seperti membiayai berbagai keuangan perusahaan atau kebutuhan modal ekspansi perusahaan, tetapi juga mengembangkan investasi Indonesia. Dengan go public melalui IPO, perusahaan tersebut telah siap melakukan transparansi publik berdasarkan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal-Lembaga Keuangan (Bapepam-LK, sekarang Otoritas Jasa Keuangan atau OJK)? Jangan sampai kita ketinggalan update industri) yang saat ini juga merupakan tuntutan investor global.

Karena itu, sebuah perusahaan harus melakukan perencanaan dan persiapan matang untuk melakukan IPO. Langkahnya dimulai dari persiapan admistratif berupa laporan keuangan dari bisnis yang dijalankan sebelum melakukan submission kepada OJK. Berdasarkan pengamatan dan pengalaman kami membantu pembangunan reputasi perusahaan, termasuk perusahaan publik, aspek yang sangat penting dan seringkali terlewat adalah strategi komunikasi IPO.

Di bawah ini adalah berbagai tahap komunikasi IPO yang selalukami jalankan, sesuai prinsip penyelenggaraan IPO dari OJK:

1. Tahap pertama: Tahap persiapan dan prakondisi (Build Up Period). Dalam tahap ini, perusahaan mempersiapkan segala keperluan administratif guna memenuhi persyaratan menjadi calon emiten seperti laporan keuangan perusahaan, kekuatan perusahaan dalam menghadapi krisis, juga bisnis yang dijalankan agar perusahaan dapat menerima pernyataan kelayakan menjadi calon emiten dari OJK setelah tanggal pengajuan dokumen ke OJK (Submission Date)

Pada tahap ini calon emiten harus pandai membangun komunikasi korporat secara strategis untuk membangun pengenalan dan minat investor. Komunikasi CSR, komunikasi kinerja perusahaan, dan personal branding manajemen puncak harus turut dipersiapkan. Yang tak boleh dilupakan adalah komunikasi korporat karena perusahaan harus mendapat dukungan dari seluruh warganya.

2. Tahap kedua: Tahap Penantian (Waiting Period). Perusahaan menanti untuk mendapatkan tanggal efektif (effective date) dari OJK. Dengan keluarnya pernyataan efektif ini, perusahaan sudah diperbolehkan memberi informasi kepada calon investor bahwa perusahaan siap menawarkan sahamnya kepada publik.

Pada tahap ini, komunikasi IPO melanjutkan untuk mempertajam dampak dari tahap sebelumnya. Komunikasi Korporat bertugas membangun reputasi dan pengenalan investor terhadap prospek industri perusahaan dan kehandalan perusahaan secara umum.

3. Tahap ketiga: Tahap Pemasaran (Marketing Period). Setelah melakukan paparan publik (public expose), calon emiten diberikan waktu selama kurang lebih 1 bulan untuk melaksanakan Tahapan Pemasaran (Marketing Phase). Dilanjutkan dengan menggelar Penawaran Umum Perdana Saham selama 3-5 hari yang diikuti dengan perhitungan penjatahan saham (allotment) untuk calon investor.

Pada tahap ini Hubungan Investor berfungsi untuk mendorong minat investor seluas-luasnya terhadap program pencatatan perdana yang sedang berjalan, dengan fokus pada prospek perusahaan di masa mendatang.

4. Tahapan keempat: Tahapan Pencatatan, termasuk pencatatan nama perusahaan dan peresmian sebagai emiten di lantai bursa yang disebut dengan Listing Day. Tahap ini merupakan tahap yang mendebarkan karena pada tahap inilah perjalanan IPO ditentukan, apakah perusahaan tercatat sebagai emiten dengan nilai saham yang baik atau sebaliknya.

investor4
Komunikasi Hubungan Investor pada tahap ini bertujuan untuk membangun pemahaman publik mengenai status dan reputasi emiten sebagai perusahaan terbuka yang baru melantai di bursa. Tahap ini juga menjadi awal upaya Hubungan Investor pada tahap selanjutnya: tahap Paska IPO.

 

Berbagai tahapan ini membutuhkan kegiatan komunikasi yang berbeda-beda untuk mencapai tujuan yang berbeda-beda pula. Fortune PR membantu calon emiten merancang, melaksanakan, memonitor, dan menganalisa keberhasilan kegiatan Komunikasi IPO untuk mendukung keberhasilan pencatatan saham secara umum.

Meskipun calon emiten sudah memiliki tim Hubungan Investor sendiri, tetap dibutuhkan pandangan dan bantuan pihak ketiga yang independen untuk memberikan pandangan yang netral dan tidak bias.

Fortune PR mengawali kegiatan ini dengan studi persepsi pasar dan studi persepsi media untuk mendapatkan feedback awal yang komprehensif mengenai perusahaan. Dari hasil studi inilah, dirancang rekomendasi-rekomendasi akurat yang dapat dipadukan bersama program internal jika telah tersedia.

Dengan strategi yang tepat, Komunikasi IPO akan sangat berperan membangun landasan yang kuat dalam pembangunan reputasi perusahaan sebagai perusahaan publik yang andal dan menarik bagi investor.

Nah, apakah kegiatan IPO dan program Hubungan Investor perusahaan Anda sudah dimaksimalkan untuk membangun citra positif perusahaan?

Leave a Reply

%d bloggers like this: