Jakarta 5 Mei 2011 – Usia dini sangat rentan terhadap berbagai macam penyakit, hal ini ditenggarai oleh pola hidup tidak sehat dan kurangnya kesadaran akan kesehatan anak. Disamping itu, maraknya jajanan anak yang tidak sehat, jajanan dengan warna yang mencolok dan higienitas yang dipertanyakan, ironisnya jajanan seperti ini yang setiap hari menjadi santapan anak-anak. Berlatarbelakang dari hal tersebut maka sejak tahun 2007, Tupperware Indonesia meluncurkan program Aku Anak Sehat (AAS). Di tahun ke-5 nya ini program AAS – Aku Bersih, Aku Sehat, Aku Hebat kembali hadir dengan serangkaian kegiatan yang diawali dengan Seminar untuk Guru yang bertajuk Penerapan Pola Hidup Bersih serta diikuti dengan program roadshow ke sekolah dasar di beberapa kota besar yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta dsk, Surabaya (Sidoarjo dan Malang), Medan, dan Makasar.
Guna mendukung program ini Tupperware Indonesia ikut menghadirkan para pembicara yakni Drs. Endang Kusnadi D.S.M Kes, Direktur Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan, BPOM, Ir.Yadi Haryadi, M.Sc; Ahli Pangan dan; Wadah IPB, Drs. Momon Sulaeman, MPd, Kasie Dikdas Jakarta Selatan serta Psikolog Anak, Dra.Rose Mini, M.Psi dalam acara seminar yang dilakukan di Ruang Serba Guna Vanda, Senayan.
Menurut Yanty Melianty, Marketing Director, PT. Tupperware Indonesia, program AAS merupakan program CSR tahunan Tupperware Indonesia yang dikemas secara komprehensif dalam bentuk Seminar untuk Guru, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah serta Roadshow dengan mensasar anak SD dikelas 1 hingga 3 yang dimulai sejak 5 Mei 2011 dan akan berakhir di akhir tahun 2011.
“Secara garis besar edukasi AAS di tahun 2011 ini adalah edukasi mengenai pentingnya menerapkan pola hidup sehat yang diklasifikasikan dalam Perilaku Sehat, Pola Makan Sehat dan Penggunaan Wadah yang Sehat,” tambah Yanty.
Perilaku Sehat katanya, dapat dicontohkan dengan membiasakan budaya mencuci tangan sebelum makan, menggunting kuku seminggu sekali dan pentingnya menjaga kebersihan kamar mandi serta menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya berdasarkan jenis sampah yakni sampah basah, sampah kering dan sampah berbahaya.
Drs. Momon Sulaeman,MPd, Kasie Dikdas Jakarta Selatan, mengungkapkan “kamar mandi merupakan sarana yang sering digunakan oleh warga sekolah. Sudah menjadi keharusan untuk menjaga kebersihan demi kenyamanan dan kesehatan bersama. Tanpa kita sadari bahwa kamar mandi memiliki peranan dalam penyebaran berbagai macam penyakit dan 65% dari penyakit manusia datang dari toilet/kamar mandi.”
Sementara untuk edukasi Pola Makan Sehat dan Penggunaan Wadah Sehat, Drs. Endang Kusnadi D.S.M Kes BPOM, Direktur Surveilans dan Penyuluhan Keamanan Pangan BPOM, menegaskan pada edukasi menjauhkan anak dari kebiasaan jajan sembarangan; karena anak cenderung tertarik dengan beragam jajanan yang berwarna-warni tanpa memperdulikan bahaya yang terdapat dalam jajanan tersebut.
“Jajanan sangat beresiko untuk kesehatan anak, karena didalamnya terkandung beragam zat pewarna ataupun zat pemanis buatan seperti aspartame, siklamat, dan pewarna buatan seperti rhodamin B dan pewarna kuning methanil yang berdampak negatif pada kesehatan seperti resiko kanker,” tuturnya lagi.
Ir.Yadi Haryadi,M.Sc, Dosen Ahli Pangan dan Wadah IPB, pun menegaskan para ibu sebaiknya menyiapkan bekal anak ke sekolah, melalui bekal yang sudah disiapkan dengan menggunakan wadah sendiri dari rumah, sehingga dapat menjamin kebersihan dan kesehatan, serta dapat menghindarkan anak dari kebiasaan jajan sembarangan.
“Orang tua khususnya, dituntut lebih cermat dalam menyediakan wadah makanan kepada anak. Karena penggunaan wadah makanan yang tidak aman akan memungkinkan terjadinya perpindahan zat-zat kimia yang terkandung dalam plastik kedalam makanan; khsusnya makanan cair dan semi basah. Perpindahan zat kimia ini disebut dengan migrasi. Zat-zat kimia tersebut juga dapat menjadi racun yang tentu membahayakan kesehatan. Untuk itu perlunya ketelitian dan kecermatan dalam memilih wadah yang aman,” jelasnya.
Ia menambahkan, secara tidak langsung menggunakan wadah yang aman juga akan mengurangi penggunaan jumlah plastik dan styrofoam, yang kemudian akan berdampak positif pada kelangsungan bumi karena mengurangi jumlah sampah berbahaya dan sekaligus merupakan kontribusi yang besar untuk mendukung Green Living.
Sementara itu, Psikolog Anak, Dra.Rose Mini, M.Psi yang juga dilibatkan dalam membekali para guru ini menambahkan bahwa perlunya strategi agar anak dapat menerima penerapan pola hidup sehat tersebut. “Para pendidik harus menguasai wawasan mengenai pola hidup sehat. Ketika menghimbau anak, sertakan pula alasan yang logis dan konkret sesuai dengan kemampuan anak, sehingga anak dapat mencerna dengan mudah dan akan bertindak sesuai dengan arahan yang dimaksud,” ungkapnya seraya menjelaskan.
Roadshow Program Aku Anak Sehat (AAS)
Program Aku Anak Sehat (AAS) adalah program yang secara konsisten dan berkesinambungan diadakan oleh Tupperware Indonesia untuk anak Indonesia. Kegiatan ini diawali oleh Seminar untuk Guru dan dilanjutkan dengan roadshow ke Sekolah Dasar (SD). Menilik perjalanan dari Aku Anak Sehat sejak tahun 2007, setiap tahunnya Aku Anak Sehat mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di tahun pertamanya Aku Anak Sehat hanya melibatkan 10 SD Negeri dan Swasta dengan jumlah anak sebanyak 2441. Pada tahun berikutnya AAS mengalami peningkatan menjadi 19 SD dengan jumlah anak sekitar 3476.
Sementara di tahun 2008, peningkatan AAS cukup signifikan, karena melibatkan 150 SD dengan jumlah anak 20.868 anak. Dan ditahun berikutnya yaitu tahun 2010, peningkatan yang dialami AAS meningkat drastis kurang lebih 70% yaitu menjadi 250 SD dengan melibatkan 37.691 anak di Jakarta, Bandung dan Surabaya (termasuk Sidoarjo dan Malang). Sedangakan pada tahun ini AAS akan melibatkan 350 SD di Jakarta, Bandung, Surabaya (termasuk Sidoarjo dan Malang) dan lebih luas lagi menjangkau kota Yogyakarta, Medan dan Makasar.
Program AAS dikomunikasikan dengan sangat menarik kepada anak-anak, misalnya dengan menghadirkan tokoh kartun Tendy dan Weny, yang sengaja diciptakan sebagai tokoh dongeng. Cara ini dinilai sebagai cara efektif dan menyentuh langsung ke anak, agar dapat menyerap isi pesan dengan menyenangkan, sehingga mereka diharapkan dapat mencerna isi pesan dengan mudah; seperti roadshow AAS 2011 ini lebih mengangkat mengenai Perilaku Sehat, Pola Makan Sehat dan Penggunaan Wadah Sehat kepada anak.
Bersama momen ini pula, program AAS memfasilitasi SD untuk menerapkan pola hidup sehatnya dengan memberikan 1 set tempat untuk mencuci tangan dan kaki serta tempat sampah berdasarkan kategorinya. Sehingga anak juga dirangsang untuk menyadari dan mengetahui jenis sampah basah, kering dan berbahaya.
Untuk itu, edukasi mengenai pentingnya Perilaku Sehat, Pola Makan Sehat, dan Penggunaan Wadah Sehat bagi anak-anak perlu terus digulirkan oleh semua lini. Peran orang tua dan guru juga sangatlah penting dalam memperhatikan hal ini. Guru merupakan pengganti orang tua ketika anak di sekolah. Sehingga perlunya bahu membahu satu sama lain untuk saling mengingatkan dalam proses menerapkan agar dapat tercipta anak-anak Indonesia yang mencintai kebersihan, menjadi anak sehat, dan akhirnya melahirkan generasi yang hebat.
PT. Tupperware Indonesia
Tupperware Corporation yang berpusat di Orlando Amerika Serikat adalah perusahaan multinasional yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga. Melalui sistem penjualan langsung (direct selling), Tupperware berkembang dan berada di lebih dari 100 negara. Di banyak Negara, di antara perusahaan direct selling lain Tupperware berhasil menempati ranking atas.
Berkat penemuannya yang gemilang tahun 1937 di Amerika dan dikembangkan tahun 1946, Earl Tupper melahirkan berbagai produk innovatif bermerek Tupperware. Kehadirannya mempermudah dan memperindah kehidupan para ibu rumah tangga di Amerika.
Secara resmi Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991. Kini Tupperware Indonesia sudah memiliki 72 distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia.
Didukung lebih dari 100.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Meski terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, namun ada satu persamaannya yaitu bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus memiliki karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
Leave a Reply