05Jan, 2016

Hasil Riset Terbaru: Direktur Keuangan atau CFO Perlu Memikirkan Ulang Cara Mengukur Kesehatan Perusahaan

Hasil Riset Terbaru: Direktur Keuangan atau CFO Perlu Memikirkan Ulang Cara Mengukur Kesehatan Perusahaan

Hasil studi mengedepankan bagaimana perlunya tenaga keuangan untuk mentransformasi peran mereka dan mengadopsi standar KPI baru untuk menilai aset yang tidak terukur dengan lebih baik

5 Januari 2016 The Digital Finance Imperative, riset global baru dari Chartered Global Management Accountant® (CGMA®), menemukan bahwa direktur keuangan atau CFO perlu memikirkan ulang cara mengukur kesehatan perusahaan di era digital ini. Menurut hasil studi, sementara mayoritas nilai perusahaan berasal dari aset tidak terukur, contohnya sentimen pelanggan dan merk, hanya sedikit tenaga keuangan yang disurvei ini mengatakan bahwa mereka bisa mengakses data yang tepat untuk mengukur serta memonitor elemen penting di bisnis mereka. Totalnya hanya 25% sentimen pelanggan yang bisa dilihat oleh tenaga keuangan.

“Memilih KPI yang tepat itu sulit,” kata Richard Wong, Vice President, Finance, LinkedIn. “Anda perlu memastikan bahwa KPI itu dapat diukur, memiliki dampak pada bisnis, dan data yang digunakan itu tepat. Hal terburuk yang bisa terjadi adalah tidak ada KPI sama sekali. Pada awalnya, KPI yang dipilih mungkin sangat sederhana, dan perlu diubah atau diperbaharui seiring berjalannya waktu, tapi setidaknya ada KPI yang bisa dijadikan fokus dan menelusuri kemajuan bisnis.”

Laporan ini, disponsori oleh Oracle, memperdebatkan bahwa menilai aset yang tidak terukur melalui KPI yang inovatif hanya akan tumbuh di model bisnis yang digital. Aset tidak terukur semakin penting beberapa tahun belakangan ini dan saat ini berkontribusi sebesar 80% dari nilai perusahaan yang disatukan menjadi S&P 500 Index[1]. Responen survei ini percaya bahwa hal yang mendorong nilai bisnis mereka adalah kepuasan pelanggan (76%), kualitas proses bisnis (64%) dan hubungan pelanggan (63%).

Meskipun begitu, survei menemukan bahwa tenaga keuangan sulit mengakses dan menganalisa data mengenai aset tidak terukur. Misalnya, hanya 25% responen yang bisa menyatukan dan menganalisa data mengenai sentimen pelanggan, dan hanya 20% responen yang memiliki akses ke data tentang dampak merk terhadap bisnis mereka. Hanya sepertiga responen mengatakan bahwa mereka bisa mengukur kualitas proses bisnis[2].

“Bagian keuangan menghadapi risikonya, sementara lini bisnis yang lebih digital memberikan wawasan bahwa manajemen perlu membedakan dan tumbuh,” kata Rondy Ng, Senior Vice President, Oracle Applications Development. “Membuka nilai data dengan menggunakan sistem ERP dan EPM yang modern dan berbasis cloud, bagian keuangan bisa meraih kesempatan untuk menjadi sistem panduan digital baru bagi perusahaan.”

Saat ditanya mengenai bagaimana bagian keuangan bisa mendukung hal-hal yang mendorong pertumbuhan nilai itu, hanya 15% responen melaporkan bahwa bagian keuangan di perusahaan mereka bisa menyediakan pengukuran non-finansial yang strategis dan identifikasi aset tidak terukur untuk diukur dan diatur guna memastikan keberhasilan jangka panjang.

Dr. Noel Tagoe, FCMA, CGMA, Executive Director of Education di CIMA dan salah satu penulis laporan ini mengatakan, “Saat digitalisasi menjadikan bisnis lebih sulit untuk membedakan diri dan menonjol, kualitas pengambilan keputusan menjadi penting untuk meraih keberhasilan, dan bagian keuangan bisa memimpin prosesi ini dengan memastikan kualitasnya. Bagian keuangan memiliki pandangan di seluruh perusahaan dan kemampuan untuk bekerja dengan berbagai pemegang saham internal, memastikan bahwa bisnis menyatukan, menganalisa, dan menerapkan data, dalam rangka meningkatkan kinerja.”

Studi ini berisi wawasan dari 744 eksekutif di 34 negara. Responennya terdiri dari para eksekutif dari perusahaan global, antara lain LinkedIn, Walmart eCommerce, Shell, dan Southwest Airlines.

Sumber Tambahan

Tentang Hasil Riset

 CIMA dan AICPA melakukan survei global, disponsori oleh Oracle, terhadap tenaga keuangan senior dan manajer lainnya di berbagai industri. Selain itu, CIMA dan AICPA melakukan wawancara dengan tenaga keuangan senior di seluruh dunia untuk menginformasikan interpretasinya terhadap hasil survei.

Survei ini dijawab oleh 744 responen di 34 negara: 37% dari Eropa, Timur Tengah dan Afrika; 27% dari Amerika Serikat atau Kanada; 14% dari negara anggota BRIC (Brazil, Rusia, India, Cina); 12% dari Inggrisl 7% dari Asia Pasifik; dan 3% dari Amerika Latin, kecuali Brazil.

Sebagian besar responen menduduki jabatan senior di bagian keuangan, tapi 5% menjabat sebagai COO dan 21% dari bagian lainnya.

Para responen berasal dari perusahaan dengan berbagai ukuran, dengan persentasi pendapatan perusahaan sebagai berikut:USD 100 juta – USD 250 juta (20%), USD 250 juta – USD 500 juta (22%), USD 500 juta – USD 1 miliar (18%), USD 1 miliar – USD 5 miliar (21%), dan lebih dari USD 5 miliar (19%).

 Tentang Chartered Global Management Accountant (CGMA)

Dua dari badan akuntansi paling bergengsi, AICPA dan CIMA, telah membentuk joint-venture untuk mendirikan Chartered Global Management Accountant (CGMA) dengan tujuan meningkatkan profesi akuntansi manajemen. CGMA mengumpulkan akuntan manajemen paling berbakat dan berkomitmen dengan disiplin dan kemampuan untuk mendorong kinerja bisnis yang kuat. Saat ini, lebih dari 150,000 akuntan manajemen di seluruh dunia mendapatkan gelar dari CGMA.

Tentang Chartered Institute of Management Accountants (CIMA)
Chartered Institute of Management Accountants, didirikan tahun 1919, adalah badan akuntan manajemen professional terdepan dan terbesar di dunia, dengan lebih dari 227,000 anggota dan pelajar yang berada di 179 negara, bekerja di jantung bisnis. Anggota dan pelajar CIMA bekerja di sektor industri, perdagangan, public, dan lembaga swadaya masyarakat.

Tentang American Institute of CPAs (AICPA)
American Institute of CPAs (AICPA) adalah asosiasi profesi akutansi terbesar di dunia, dengan lebih dari 412,000 anggota di 144 negara, dan sudah melayani kebutuhan publik sejak tahun 1887. Anggota AICPA mewakili berbagai praktik, termasuk bisnis dan industri, praktik publik, pemerintah, pendidkan dan konsultasi.

AICPA mengatur standar etik untuk profesi akunting dan standar pengauditan di Amerika Serikat untuk perusahaan swasta, LSM, pemerinta federal, negara bagian, dan lokal. AICPA mengembangkan dan menilai Uniform CPA Examination, dan menawarkan kredensi khusus untuk CPA yang berkonsentrasi pada perencanaan keuangan pribadi; audit forensik; penilaian bisnis; dan kepastikan teknologi serta manajemen informasi. Melalui joint venture dengan CIMA, ACPA mendirikan Chartered Global Management Accountant (CGMA), yang mengatur standar baru untuk pengakuan global di bidang manajemen akuntansi.

AICPA memiliki kantor di New York, Washington DC, Durham NC, dan Ewing NG. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi situs web aicpa.org/press.

 Tentang Oracle

Oracle merancang hardware dan software yang bekerja bersama-sama dalam cloud dan data center perusahaan Anda. Untuk informasi lebih lanjut mengenai Oracle (NYSE:ORCL), kunjungi www.oracle.com.

 Merek Dagang Terdaftar

Oracle dan Java adalah merk dagang terdaftar di bawah nama Oracle dan/atau afiliasinya. Nama-nama lain yang tercantum merupakan hak milik pihak masing-masing.

 Kontak Media 

Joyce Ang                                                         Niko Radityo

Oracle Corporation                                         Fortune PR

+65 6436 1238                                                +62878 89899900

joyce.ang@oracle.com                                  oracle@fortunepr.com

 

[1] Ocean Tomo, as cited in The Wall Street Journal, 2014

[2] All calculated as the percentage of respondents selecting high scores – 4 or 5 – less the percentage selecting low scores – 1 or 2

Leave a Reply

%d bloggers like this: